Kehidupan Masyarakat Adat Tambee, Tantangan Mempertahankan Adat yang Mulai Pudar
INDEKSMEDIA.ID – Pejuang Adat Tambee, Elisabeth Satria Alamako menceritakan mengenai tantangan yang dialami dalam mempertahankan kehidupan adat Tambee. Dia mengatakan saat ini, kehidupan adat Tambee sudah mulai hilang.
Hanya tersisa saja yang masih terus dipertahankan masyarakat adat Tambee. Perempuan yang karib disapa Oma ini menjelaskan, salah satu adat yang masih dipertahankan hingga saat ini adalah ritual pernikahan.
“Jadi awalnya, jika muda-mudi telah setuju menikah, pihak laki-laki mengutus orang tuanya menemui orang tua perempuan. Mereka berbincang-bincang mengenai pernikahan kedua anaknya,” jelasnya.
“Setelah itu, muda-mudi ini melakukan pemberkatan di gereja. Lalu menikah secara adat dan terakhir pencatatan sipil,” sambungnya.
Di Desa Wasuponda, Dusun Koropansu, dan Dusun Landangi, Luwu Timur tradisi ini masih terpelihara dengan baik. Bukan cuma itu, sanksi adat juga masih berlaku.
Contohnya, bila ada muda-mudi melakukan hubungan suami istri lalu hamil, mereka akan diberikan sanksi Adat. Sanksinya adalah harus mengorbankan hewan sebagai media untuk pembersihan kampung.
“Hewannya tergantung dari kesanggupan dari laki-lakinya. Bisa kerbau, sapi dan babi,” ujarnya.
Tradisi Adat yang Menjaga Harmoni
Selain itu Elisabeth juga dikenal karena perannya dalam upacara adat dan menjaga harmoni di komunitasnya. Tradisi yang dijalankan tidak hanya sebagai bentuk hukuman tetapi juga sebagai cara untuk mengembalikan keseimbangan dalam masyarakat.
“Mengikuti adat adalah cara kami menjaga warisan leluhur dan merawat harmoni antarwarga,” ujar Elisabeth dengan bijaksana dalam wawancara telepon dengan Reporter Eka, Jumat (26/7/2024).
Tarian Moaani dan Molaemba
Dalam budaya Tambee, terdapat tarian yang memiliki makna mendalam. Moaani adalah tarian menyambut kemenangan Pongkiari dan masyarakatnya ketika pulang dari medan perang. Tarian ini penuh dengan semangat dan kebanggaan, mengingatkan masyarakat akan kekuatan dan keberanian leluhur mereka.
Sementara itu, Molaemba adalah tarian yang dilakukan saat acara sukacita, dengan syair lagu yang sesuai dengan acara tersebut. Tarian ini mencerminkan kebahagiaan dan rasa syukur masyarakat adat.
“Oma Elisabeth selalu memastikan tarian-tarian ini tetap hidup di tengah masyarakat, mengajarkan generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya mereka,” tambah salah seorang warga Desa Matano.
Peran Penting dalam Masyarakat
Peran Oma Elisabeth sebagai penjaga adat sangat dihargai oleh masyarakat Tambee. Dia tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga mendidik generasi muda untuk mencintai dan menjaga budaya mereka.
“Dia adalah inspirasi bagi kami semua. Dengan kehadirannya, kami merasa lebih dekat dengan akar budaya kami,” kata seorang pemuda di Dusun Koropansu.
Oma Elisabeth Satria Alamako adalah bukti nyata bahwa dalam kemajuan zaman, menjaga dan menghormati tradisi tetap menjadi hal yang penting. Warisan leluhur adalah jati diri yang harus selalu dipelihara dan dibanggakan. (*)