Korban Meninggal di Sumut Bertambah Jadi 360 Orang, Penanganan Banjir dan Longsor Terus Dilanjutkan
JAKARTA, INDEKSMEDIA.ID — Penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Utara masih terus berlangsung hingga Selasa (16/12/2025). Upaya percepatan difokuskan pada operasi pencarian dan pertolongan (SAR), pemulihan akses dan infrastruktur, distribusi bantuan, serta penanganan pengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa dampak bencana di beberapa kabupaten dan kota masih cukup besar. Data terbaru mencatat adanya penambahan lima korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Tengah, sehingga total korban meninggal di Sumatera Utara mencapai 360 jiwa.
Selain korban jiwa, bencana juga menyebabkan 21.579 jiwa mengungsi. Konsentrasi pengungsi terbesar berada di Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 10.887 jiwa, disusul Kabupaten Tapanuli Selatan 5.197 jiwa.
Seiring pendataan yang terus diperbarui, operasi SAR masih berlangsung di empat sektor prioritas, yakni Kecamatan Sibabangun dan Aloban Bair (Tapanuli Tengah), Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru (Tapanuli Selatan), serta wilayah Pancuran Gerobak di Kota Sibolga.
“Tim SAR gabungan melakukan percepatan pencarian dengan tetap memperhatikan keselamatan personel dan kondisi cuaca di lapangan,” ujar Abdul Muhari, Rabu (17/12/2025).
Pada aspek infrastruktur, BNPB bersama TNI dan Kementerian Pekerjaan Umum mempercepat pemulihan akses darat. Jalur utama yang menghubungkan Kota Padangsidimpuan–Kabupaten Tapanuli Tengah–Kota Sibolga kini kembali dapat dilalui kendaraan setelah Jembatan Bailey di Desa Anggoli, Kecamatan Sibabangun, rampung dipasang.
“Jembatan prioritas tersebut telah mencapai progres 100 persen dan berfungsi optimal untuk mendukung mobilitas masyarakat serta distribusi logistik,” katanya.
Untuk mendukung percepatan penanganan, sebanyak 115 unit alat berat telah dikerahkan. Alat berat digunakan untuk pembersihan material longsor, normalisasi sungai, dan perbaikan badan jalan, dengan konsentrasi terbanyak di Kabupaten Tapanuli Selatan (54 unit) dan Tapanuli Tengah (32 unit).
Dari sisi permukiman, total rumah rusak di Sumatera Utara tercatat mencapai 28.708 unit. Sebanyak 5.158 unit di antaranya mengalami rusak berat, dengan 1.068 unit dilaporkan hilang atau hanyut. Kabupaten Langkat menjadi wilayah dengan jumlah rumah rusak terbanyak, yakni 11.273 unit, disusul Tapanuli Tengah 6.481 unit dan Tapanuli Selatan 4.624 unit.
Untuk pengungsi yang kehilangan tempat tinggal, BNPB bersama pemerintah daerah menyiapkan pembangunan Hunian Sementara (Huntara). Di Kabupaten Tapanuli Utara, pembangunan 102 unit Huntara telah dimulai sejak Sabtu (13/12). Sementara di Tapanuli Selatan, telah disepakati lokasi relokasi di lahan PTPN IV Kebun Batang Toru dan Kebun Hapesong untuk pembangunan 488 unit Huntara.
Dalam mendukung pemenuhan kebutuhan dasar, BNPB juga menyalurkan 1,93 ton bantuan logistik melalui empat sorti penerbangan menggunakan helikopter TNI dan BNPB dari Lanud Silangit menuju Kabupaten Tapanuli Tengah. Selain itu, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) masih dilaksanakan dengan mengoperasikan dua pesawat sejak 7–16 Desember 2025, dengan total bahan semai mencapai 56.000 kilogram guna menekan intensitas hujan.
BNPB memastikan koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terus dilakukan secara terpadu untuk mempercepat penanganan darurat dan pemulihan pascabencana, sehingga kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat dipenuhi secara bertahap.

