https://www.zeverix.com/

INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Dimakamkan Saat Hari Idul Fitri 30 Tahun Lalu, Jenazah Zainuddin di Luwu Utara Ditemukan Masih Utuh

Jibril Daulay Jibril Daulay
Penggelian makam warga bernama Zainuddin di Kabupaten Luwu Utara membuat heboh. Soalnya jasadnya masih utuh setelah dibumikan sejak 1995 silam.

MASAMBA, INDEKSMEDIA.ID — Setidaknya, sudah 30 tahun telah berlalu sejak Zainuddin, warga Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, dikebumikan sehari setelah Idul Fitri 1995. Namun Kamis (11/12/2025) menjadi hari yang tak akan dilupakan warga. Saat liang lahat dibuka kembali untuk keperluan keluarga, sosok Zainuddin ditemukan masih utuh. Bukan hanya jasadnya yang menyisakan tanda tanya, tapi ingatan warga tentang kebaikannya yang seakan ikut hidup kembali.

Di antara kerumunan warga yang menahan haru, Syarifuddin—adik almarhum—mengungkapkan bagaimana satu per satu orang kembali mengingat kedermawanan sang kakak.

“Kemarin waktu jasad kami keluarkan dari makam, ada warga yang menyahut kalau dia sering diberi uang dan buah semasa almarhum hidup,” ujarnya.

Sosok Pendiam yang Dermawan Tanpa Pamrih

Zainuddin bukan orang yang suka tampil. Pendiam, sederhana, dan selalu hadir tanpa banyak bicara. Namun di balik kesahajaan itu, ia menyimpan kebiasaan yang membuat banyak orang merasa dekat dengannya: memberi.

Dari kebun buah-buahannya, Zainuddin sering membawa pulang hasil panen untuk dibagikan. Tidak hanya kepada keluarga, tetapi juga kepada warga sekitar. “Beliau itu orangnya sabar, terus dia itu lumayan pendiam, suka berbagi begitu… suka berbagi ke keluarga dan warga sekitar,” kenang Syarifuddin.

Kebaikan itu mengalir seperti rutinitas yang tak perlu diumumkan. Di desa, nama Zainuddin melekat sebagai contoh orang yang memberi karena ingin membantu, bukan karena ingin dilihat.

Taat Beribadah, Tak Pernah Tinggalkan Salat

Selain dermawan, Zainuddin dikenal religius. Syarifuddin masih ingat bagaimana kakaknya menjaga salat lima waktu, bahkan saat pekerjaan sedang menumpuk. “Selama itu saya lihat dia tidak pernah meninggalkan salat 5 waktu sekalipun sedang bekerja,” ungkapnya.

Kedisiplinan ibadah itu menjadi bagian dari karakter Zainuddin yang dihormati warga. Banyak yang percaya, ketekunan dan ketulusannya itulah yang meninggalkan pengaruh hingga jauh setelah kepergiannya.

Kunjungan Terakhir di Hari Lebaran Sebelum Kepergian Mendadak

Menjelang wafat, Zainuddin sempat datang ke rumah adiknya untuk menyantap hidangan lebaran. Malam itu, mereka makan bersama seperti biasa. Tak ada firasat apa pun. Esok paginya, sehari setelah Idul Fitri 1995, Zainuddin berpulang secara tiba-tiba.

“Dia meninggal itu sehari setelah lebaran… malam sebelumnya itu dia datang kesini makan. Dia meninggal secara tiba-tiba keesokan harinya,” ujar Syarifuddin.

Tiga dekade kemudian, saat makamnya dibuka, keluarga dan warga bukan hanya dikejutkan oleh jasad yang masih utuh, tapi juga oleh banjir kenangan yang kembali menyeruak—tentang kebaikan, sedekah, dan ketulusan yang pernah mengalir dari seorang lelaki sederhana bernama Zainuddin.

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!