INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

11 Budaya Unik di Sulawesi Selatan, yang Terakhir Paling Diwanti-wanti para Jomblo

Budaya masyarakat To Masapi saat menyambut tamu undangan dengan melakukan tari Ma'jaga (Amar).

INDEKSMEDIA.ID – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) mencatat per November 2022, setidaknya terdapat 11.622 warisan budaya tanah air.

Sebanyak 1.728 diantaranya merupakan warisan budaya takbenda yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Warisan budaya ini tersebar diseluruh penjuru tanah air, termasuk di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan (Sulsel).

Untuk warisan budaya dalam bentuk rumah adat saja Sulawesi Selatan punya tujuh jenis.

Ketujuh rumah adat ini memcerminkan nilai-nilai budaya masyarakat yang ada di Sulawesi Selatan.

Namun untuk pembahasan seputar budaya kali ini adalah berkaitan dengan tradisi dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan.

Penasaran apa saja tradisi dan kearifan lokal yang ada di Sulsel? Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut penjelasannya.

1. Ma’nene

Ini adalah tradisi unik yang ada di wilayah Toraja. Merupakan salah satu ritual yang cukup terkenal dikalangan wisatawan dan hanya dilakukan tiga tahun sekali.

Untuk kalian yang belum tahu Ma’nene, ini adalah tradisi dimana jenazah yang sudah dimakamkan kemudian diambil kembali untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya.

Jenazah-jenazah ini kemudian diberikan pakaian yang rapih dan formal layaknya manusia yang masih hidup. Untuk jenazah laki-laki dipakaikan jas sementara jenazah perempuan mengenakan gaun.

Tradisi ini bertujuan untuk mengingat betapa pentingnya terus mendoakan keluarga yang sudah meninggal terlebih dahulu.

2. Tradisi Adu Betis

Salah satu sumber penghasilan Indonesia adalah dari sektor pertanian sehingga masyarakat masing-masing daerah punya tradisi mensyukuri musim panen.

Termasuk di Sulsel tepatnya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo, Bone. Tradisi seperti ini juga dilakukan di daerah Toraja yang dinamakan sisemba.

Inti dari tradisi ini adalah para pemuda saling mengadu betis mereka. Meski terkesan anarkis, namun ini adalah cara mereka bersyukur atas panen yang didapat.

3. Rambu Solo

Rambu solo menjadi salah satu tradisi unik Indonesia yang paling terkenal dan menarik banyak wisatawan.

Ini adalah upacara pemakaman adat di Tana Toraja sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal.

Orang yang sudah wafat akan dianggap benar-benar meninggal ketika ia sudah menyelesaikan seluruh prosesi upacara Rambu Solo.

Jika belum, maka orang tersebut masih dianggap hidup dan diperlakukan layaknya seseorang yang sedang sakit.

4. Sigajang Laleng Lipa

Dari seluruh daftar ini, tradisi sigajang laleng lipa adalah yang paling ekstrim dan mengerikan yang dilakukan oleh suku Bugis.

Sepertinya namanya yang dapat diartikan ‘saling tikam di dalam sarung’, tradisi ini kerap kali memakan korban jiwa.

Ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Namun sigajang laleng lipa baru baru akan dilakukan jika musyawarah tidak menemukan titik terang.

Dalam tradisi ini, perwakilan dari kedua belah pihak yang berselisih akan masuk ke dalam sarung. Masing-masing dari mereka akan dibekali dengan sebilah badik.

Ketika badik telah dikeluarkan, maka pantang diselipkan lagi dipinggang sebelum menghujan tubuh lawan.

5. Mappalili

Dahulu, para pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan sebutan bissu melakukan ritual Mappalili untuk mengawali musim tanam padi di sawah.

Upacara ini di lakukan oleh komunitas bissu yang ada di wilayah Kabupaten Bone, Pangkap, Soppeng, dan Wajo.

6. Accera Kalompoang

Accera Kalompoang adalah ritual persembahan suci kepada kebesaran kerajaan Gowa. Acara ini rutin diadakan setiap hari raya Idul Adha di Istana Balla Lompoa ri Gowa.

7. Mappadekko

Mappadekko juga merupakan salah satu tradisi unik nan ekstrim yang ada di Sulawesi Selatan.

Tradisi ini dilakukan dengan aksi saling gebuk sesama warga menggunakan balok kayu dan batu kali. Acara ini di lakukan oleh masyarakat Golesong Takalar untuk mengungkapkan rasa syukur pasca panen.

8.Masoppo Bola

Dalam bahasa Indonesia, masoppo bola dapat diartikan sebagai memindahkan atau mengangkat rumah.

Tradisi ini dilakukan dalam rangka memindahkan rumah yang terbuat dari kayu secara gotong royong oleh masyarakat setempat.

Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada hari Jumat yaitu setelah di laksanakan salat Jumat. Sebelum mengangkat rumah, biasanya diawali dengan makan bersama, bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus menambah kekuatan.

9. A’rate’

A’rate’ berasal dari kata rate’ yang berarti pembacaan naskah secara bersama sambil dilagukan yang kebanyakan dilakukan oleh pria.

Ini adalah sebuah tradisi pembacaan kitab barazanji pada bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau pada bulan Rabiul Awal.

10. Mattompang Arajang

Mattompang arajang merupakan sebuah ritual adat sakral yang merupakan warisan budaya Kerajaan Bone.

Ritual ini dilakukan setiap tahun dalam rangka penyucian benda-benda pusaka.

Prosesi ini juga biasanya disebut mappepaccing arajang atau pangadereng dilangiri.

Pencucian benda pusaka tersebut menggunakan beberapa air sumur yang berada di Kabupaten Bone, yakni Bubung Parani, Bubung Bissu, Bubung Tello’, dan Bubung Laccokkong.

11. Uang Panai

Uang panai telah menjadi sebuah kewajiban yang merupakan bagian dari tradisi pernikahan di suku Bugis-Makassar.

Uang panai bukanlah mahar, melainkan sejumlah uang yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki untuk membiayai pernikahan pihak perempuan.

Sementara mahar adalah pemberian calon pengantin pria yang nantinya mutlak milik sang wanita ketika sah menjadi istri.

Dari pengertian ini, panai dan mahar memiliki kedudukan berbeda pada tradisi suku Bugis-Makassar.***